3# FREE TICKET TO KRABI , SOUTH THAILAND and The Journey inside it.

PART  3 (Arrival At Krabi || Ketibaan di Krabi)  sambungan dari cerita sebelumnya
Rabu, 4 Januari 2017 (02:25 PM - KRABI International AirPort )

Sesaat setelah terbangun dari tidur, terdengar suara pengumuman dari Pilot Air Asia LL3V3K bahwa kami akan landing sebentar lagi, walaupun kursi 31B itu sangat gak nyaman, tegak banget. Sejujurnya, punggung adek lelah bang.. # sambil lirik abang bule sebelah kanan. 💃💃

Credit By : Andika Zikria Budiman
Suasana di Parkiran Pesawat Airport Krabi # Bahasa nya how- how ya.. 😆
Nah, Ini sudah turun dari Pesawat dan sedang menaiki Transit mini Bus menuju Air Port, kalau jalan kaki, tidak kuat adek bang !! 😫😫

Credit by Andika Zikria B
👆  Ini adalah Mini Bus yang membawa seluruh penumpang menuju Air Port Hall
Selama didalam bus ini, aq dan kak Chaca tidak kedapatan bangku, jadi.. harus nahan lelah, berdiri sambil membokong 1 tas besar seberat 7Kg. Lelah juga punggung. Terbayang di ingatan, bagaimana rasanya para petani yang bekerja di sawah sambil memikul beras atau padi. #Jauh banget menghayalnya 😆
Credit By : Andika Zikria Budiman
Keluar dari Mini Bus, langsung terlihat Simbol Negara Gajah ini..😎
Sebaik sahaja keluar dari min Bus, udara segar dapat dihirup kembali. Ukuran bus yang kecil tidak memberikan ruang gerak dan ruang bebas udara yang banyak dibandingkan dengan isi penumpang yang menaiki bus tersebut. Suhu dan udara Pulau Krabi masih sama seperti Indonesia. 😁😁
👆 Ini  lah abang yang duduk sebelah kanan aye 😉😉😊
Finally !!!!
👈 👈 👈 👈 👈 👈 👈
Terkuak sosok wajah abang yang disebelah kanan aq, ini lah beliau tu,,
his name is Felix, he is a husband. (Baru tahu setelah mau berpisah) he told us. Beliau ni kerja di Schneider, karena kedua pena yang ane pinjam di postingan sebelumnya, Klik Disini , Part 2.
#Biasa aja, tapi auranya keluar banget kalau ngomong.. 😀😀😀
👆 Poster Pertama yang dilihat saat memasuki Airpot Krabi Hall #Keren euy 😅😗

Beliau awalnya hanya diam, ternya setelah bercerita panjang lebar, beliau sudah 5 Minggu ntah 3 Bulan di Indonesia, lupa juga.. karena terlalu banya mengobrol dengan bule, jadi yang penting mereka undestand, i juga understand.. 😂😂😂😂😂😂😂😂

Sebaik masuk kedalam ruangan, kita belok kanan, dan seperti biasa menyelesaikan urusan imigrasi terlebih dahulu, dan... tidak diizinkan kamera untuk digunakan,, Warning for snap Picture/ Photo. Saat berada diantrian, Felix, Joana, aq dan Kak Chaca tetap bersama, bagaikan 1 Suami dengan 3 Istri.. wakakkakakakak  #Eaaakkkk 😋😋

Dan kami memegan Paassport masing-masing, sehingga ketahuan deh siapa yang datang dari negara yang sama, ternyata dibelakang kami ada sebuah keluarga berasal dari Brazil, dan akhirnya Joana melanjutkan obrolannya dengan mereka. Biasalah.. 1 kampung .. 😎😎😎.


Urutan antrian yang pertama adalah Kak Chaca, setelah Joana, Felix dan aq sendiri. Kami turun ke bawah kecuali abang Felix, sepertinya dia kebelet pipis.Sebelum mencari Shuttle Bus, Joana meminta izin untuk ditemani ke Toilet, dan akhirnya aq yang menjaga tas Joana dan Kak Chaca, kak Chaca ikut-ikutan pipis, padahal di Pesawat tidak ada makan minum juga. 😂😂😂. Area Toilet tidak saya Photo, karena tidak ada istimewa juga. Biasa dan sama seerti Indonesia, hanya sepertinya lebih bersih.

👆 Loket Mini untuk memilih Taxi, SHUTTLE BUS atau JODOH # EAAAKKK 😝😝

👈 👈 👈
Setelah selesai, kami menyusuri loket mini yyang terlihat diarea pintu menuju jalan keluar, dan kami pun memilih loket ini, untuk informasi, kami memilih loket ini, dengan tujuan Krabi Town sedangkan Joana akan ke Aonang Beach. Dia sudah membooking sebuah villa disana, Pho Phi Nam namanya, (terletak di sebelah Masjid dilokasi Ao Nang).


Petugas loket mengenakan hijab, namun T-shirt yang digunakan sepertinya tidak sesuai. 😔😔
👆 Untuk ke Krabi Town hanya THB 90 yah.. Paling atas !! 😀
Menggunakan bahasa Melayu yang terbata-bata sempat membuat kami sedikit kesulitan, namun karena kami tetap bertanya dalam bahasa yang sulit difahami, akhirnya dia menyodorkan list dan daftar lokasi yang dituju, dan harga yang ditetapkan tidak bisa ditawar. Di sini tidak ada tawar menawar, karena jelas mereka memberikan lembaran tiket. Dan untuk menuju Krabi Town, (sangat dekat- kami tahu setelah hari terakhir keliling Krabi naik Motor) kami dikenakan biaya sebesar THB 90 (dibaca 90 Baht) 😜😜. Sebenarnya naik Song Thew bisa, tapi harus berjalan keluar bandara, dan menyebrang. Bayar hanya 60 Baht saja, Krabi tidak luas kok, masih luas Batam juga. HAHAHAHAHAH.... Tapi kalau sudah bokek, bolehlah seperti itu naik Songthew, 😎😎😎
Pemandangan Pintu masuk Bandara Krabi, Thailand.
Setelah menyelesaikan pembayaran, dan menerima 1 lembar kertas berwarna biru, kami menuju pintu keluar, dan berdiri tepat didepannya, seorang mbak-mbak menghampiri dan meminta tiket kami. Memberi aba-aba untuk mengikutinya, karena kami lugu kami menigikuti mbak tersebut, namun,,, bus yang dituju sudah penuh, untuk beberapa saat kami berdiri saja sambil menunggu instruksi. Alat komunikasi HT yang dipegang mbak tersebut berkali-kali mengeluarkan suara wanita dengan bahasa Thailand yang tidak kami fahami, karena memahami itu butuh waktu # eaaaaaak 😌😌😌.
Lalu, mbak tersebut mengangguk-angguk dan mengajak kami kembali umenuju pintu masuk, selama 10 menit mengbrol, akhirnya abang Felix muncul, ternyata dia pup ya,, lama sekali.. hahahahahhaa.. dan dia belum membeli tiket Shuttle Bus. Lalu bergegas kembali kedalam untuk membeli tiket. Bosan dan sudah habis bahan pembicaraan kami meminta mbak kordinator untuk membantu kami mengabadikan kenangan bersama didepan Bandara. Lihat deh, abang itu bukan lihat kekamera, malah lihat kearah kami .. #Eaaakkkk 😝😝😝😝.

👆 Jangan Baper, abang itu bukan lirik aye.. abang itu lirik kakak baju biru..😎

👆 Suasana didalam Shuttle Bus , kanan kiri Bule 😝😝
Sekian lama menunggu, akhirnya Shuttle Bus kami datang juga, kami berempat langsung sigap menaiki Bus yang sudah hampir penuh. Aq dan Kak Chaca duduk bersama, sedangkan Joana dan Felix duduk didepan kami.

Suasana didalam bus sangat tentram, semua berbicara dan duduk dengan porsinya masing-masing, kecuali penumpang dibelakang, karena kehabisan bangku, akhirnya dia dipangku pacarnya.. duh.. kebayang kalau ane yang dipangku.. Patah kaki abang itu.. 😁😁😁 #beban 80KG.
👆 Bandara Krabi International Airport dari Kejauahan,, 😎

Seperti yang telah ane tuturkan di titah ane yang sebelumnya, hahahhaa...

Inilah dia jalan menuju gerbang keluar area Bandara Krabi, tidaklah jauh bagi anak muda kuat seperti saya, tapi... jika kaki sedang berdenyut.. mungkin perjalanan akan lebih menyedihkan. Terlebih lagi jika Kak Chaca mau berjalan kaki, bisa berubah ukuran betis ane jadi sebesar akar batang kelapa. Kak Chaca kuat berjalan kaki, salut ama dia. 😉😉
Gak tahu ini apa, tapi ya itu tadi, suasana masih berduka

Salah Satu Bank yang turut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Raja mereka 😢😢

Salut banget dengan negara ini, begitu mencintai Raja mereka, sehingga sudah mendekati 1 bulan wafatnya mereka masih mengenang dan memberikan ucapan belasungkawa, dimana-mana terpampang besar.
Shuttle Bus dari Depan, ini adalah tempat pemberhentian Shuttle Bus di Krabi Town
Setelah perjalanan 30 menit, (lama karena bus ini harus menurunkan pemnumpang satu persatu di beberapa tempat) kami sampai diperhentian terakhir. Terletak disebalah restoran mini, lupa namanya.
Daftar Harga paket Tour ke Pulau-pulau kecil disekitar Krabi 😍😍
Untuk semua paket keliling Koh Phi Phi, Paket keliling Ao Nang Beach, Paket keliling 4 Island, atau paket keliling 7 Insland, tersedia dipapan informasi  dan kita hanya perlu mendaftar ke loket dan juga sekaligus kasir di restoran mini ini. Perlu diketahui, restoran yang menjadi tempat pembehentian terakhir ini tepat berseberangan dengan Museum Krabi, sangat disayangkan sekali kami sama sekali tidak ke Museum tersebut, karena memang terlihat sepi juga. Pintu masuknya juga tidak tahu dari mana .

Lalu kami berpamitan dengan penumpang dan supir untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi hostela kami. Mbak Joana dia tidak turun karena lokasi kami berbeda. Dia Brazil aye Indonesia. Hahahaha..

Kami berjalan menyusuri pinggiran jalan, melewati pertokoan, beberapa hostel, termasuk PN GuestHouse, hostel yang akan kami huni di tanggal 10 -11 Januari 2014. Hampir seluruh toko yang ada menyediakan penginapan. Ada beberapa yang menyediakan jasa rental motor. Sangat memudahkan turis sekali. Berhubung, besok kami akan berangkat ke BANGKOK, aq mencari-cari travel atau hostel yang menyediakan jasa ttasnportasi Bus, aq sempat singgah di Pak -Up hostel, dimana saat itu Kak Chaca sedang bercengkrama dengan seorang pegawai sebuah spa massage, salah satu staf yang ada di meja reservasi mengatakan tiket Bus besok adalah 700 Baht. perkiraan kami meleset, diawal kami mengestimasikan 634Baht. Namun, aq mengabaikan dan mencari termpat yang lain. 
Photo ane ukurannya agak diperbesar, biar jelas kelihatan  😎😎

👈 👈 # Photo Author
Mohon maaf sekali, Photo aq terpaksa mampang dihalaman ini, setelah sekian photo hanya menunjukkan orang lain, hahahaha..

Didepan ada siapa?
abang Felix, hahahhaa..


Abang itu bawa baju sebesar itu, berat itu tasnya, kalau ane cuman 7 Kg wae, udah lemas ane memikulnya.. apalagi yang memikul ane... hahahahaha

Ini lokasinya berdekatan gedung asuransi yang sering muncul iklannya di fb, tapi kebetulan tidak ane foto, ribet juga.. 😁😁

Abang Felix tidak booking penginapan, secara dia tidak perlu khawatir bayar uang Baht, Dollar konversi ke Baht, menang banyak mah !!
Ruang Santai di lanati 2, di  No 7 Guesthouse , Krabi .Thailand 😍😍


Setelah abang Felix memilih salah satu Bar yang juga memiliki layanan penginapan, kami berpisah dan bertukar nomor handphone, dan he is a married Man,  😝😝😝 # Baper

Dan, setelah menyusuri pertokoan, melewati Pak-Up Hostel, lalu belok ke kiri, dan bertanya kepada seorang Supir angkot (Song Teaw) di persimpangan lampu merah kami menyebrang, dan sampai didepan Hostel pertama kami yaitu "No.7 Guesthouse". Dari pintu masuk terlihat biasa saja, tapi udara yang terhirup kedua lubang hidung ini, udara bersih dan sejuk. 😋😋😋
# Lebay gituch !!

Nama Kamar kami di sana, maaf jika ada tambahan model 😎
Dan setelah kak Chaca menunjukkan bukti reservasi kamar, kami diantar ke lantai 3, lelah tapi hostel ini sejuk banget. Dingin dan adem.

Kamar kami adalah kamar kedua di Lantai 3, nama kamar kami "LEMON HONEY" sesuai banget dengan karakter kami, terlihat asam karena belum mandi, tapi kami itu berkarakter manis. # Eaaaaak 😆

Menginjakkan kaki saja dilantai hostel ini terasa sejuk dan bersih. Untuk penilaian hostel dengan harga Rp. 132.000 / Kamar dan dalam mata uang Thailand  THB 350.
Interior didalam ruangan kamar

Nah, untuk kamarnya sendiri, hostel in menyediakan fasilitas standard, kamar yang dilengkapi twin bed dan sebuah kipas angin, untuk jendela sendiri adalah jendela jenis Slide atau geser.

Penerangan dikamar ini ada 2 jenis, warm light (lampu kuning) atau White Light (lampu putih).

Untuk fasilitas WI-FI sangat kencang, dan lumayan banget jika tidak ada kuota atau tidak beli kartu sim lokal. 
Cermin seribu bayangan,, ada foto model tambahan


Kamar ini bisa dikatakan luas, dan sejuk. Dan pihak hostel juga menyediakan hanging Stand untuk anduk dan kain-kain sejenisnya.

Berhubung saat itu jam menunjukkan pukul 04.00 pm, kami bergegas untuk keluar untuk mengisi perut. 

Peringatan dari pemilik Hostel

Toilet di Hostel No. 7 Guest House, bersih dan dilengkapi fasilitas alat pemanas air mandi

Daftar harga tiket Bus dan beberapa transportasi lainnya.
Cukup sekian memperkenalkan semua fasilitas yang ada, kami turun ke lobi dan berkonsultasi sedikit mengenai rencana kami besok. Abang yang bertugas diloket mirip sekali dengan seseorang sahabatku, tapi aq lupa siapa.

Dan kak Chaca selaku kordinator keuangan dan rute, menanyakan kepada abang itu harga Bus atau trasnportasi apa yang bisa kami naiki menuju Bangkok, kami juga menjelaskan bahwa kami berencana mengambil bus dissore hari agar perjalanan selama 13 jam dapat dihabiskan dengan bermalam didalam Bus.
Namun, setelah bertanya disana sini kami mendapatkan informasi yangmembuat kami sedikit kecewa. Tidak ada bus yang berangkat dengan harga yang kami estimasikan.  Berjalan kesana kemari mebuat perut semakin lapar, dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke foodcourt terdekat.
Berjalan pelan menyusuri pertokoan, lalu masuk ke area yang terliihat seperti taman, dan subhanallah, pemandangann lautnya, indah sekali. Kontras denga rumput di area kanan, sedangkan angin laut menghembus sepoi-sepoi. Beberapa muda mudi melintas di hadapan kami, menuju food court yang terletak di sebelah taman.
Laut menuju Dermaga Thong-Jee Lard, Krabi.

Pembelinya dari Bule dan Bulewati .. penjualnya saja yang rambut hitam 💂
Pujasera bersebalahan dengan laut, dan sangat sejuk ..angin laut sepoi-sepoi guys!!😝
Ada berbagai macam makanan yang dijual, contohnya  penjual Pancake ini. Kami masih memilih makanan yang akan dibeli, ada beberapa penjual berhijab, namun karena rasa penasaran tinggi, aq dan Kak Chahca berjalan sampai ke hujung gerai makanan.  berjejer penjual ayam satai, ayam tusuk bambu, dibbakar dan dibubuhi saus kacang manis, ada penjual mi Goreng, penjual Daging Babi bakar, Penjual bubur ubi rambat, penjual eskrim dan lainnya. Pilihan kami jatuh pada penjual berhijab, karena aq tidak mau mengalami pengalaman yang sama seperti rahmat. hahahahahhaha.


Daftar menu yang dijual, dan bervariasi
Bersyukur sekali, aq berpegian dengan Kak Chaca, yang menahan dirinya untuk tidak makan daging Babi dihadapanku. Sebagai manusia biasa, aq tahu daging babi itu aromanya khas sekali namun bagi Kak Chaca toleransi penting dan malah memesan Phat Kai, kalau dideskripsikan seperti mi tiaw goreng. Harga mi tersebut THB 50, jika dikonversikan adalah Rp. 20.000,-.
Sembari menunggu ibu itu memasak Phat Kai, aq membeli 1 tusuk Satai paha Ayam. Dengan harga THB 20, dikonversikan Rp. 8000, -.
Phat Kai, THB 50  dan Ayam tusuk THB 20

Phat Kai ini  jenis Seafood, jadi terlihat beberapa potongan cumi dan Udang, ditambah bubuk kacang dan sedikit cabai yang diasinkan dengan cuka. Mi ini sangat enak dan lemak. Aq adalah penggemar mi jadi tidak ada masalah untuk menikmatii hidangan ini.

 Dan sampai Jam 07.00 PM kami menghabiskan waktu di area tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju pasar yang menjual buah-buah segar dan makanan, dipertengahan jalan kami mampir ke Seven Eleven.

Di Krabi, hampir seluruh kawasan terdapat Supermarket ini, dan hampir semuanya menggunakan pintu Otomatis. hahahha # kemarok

Jadi, kami berdua kesini karena ingin membeli roti dan kartu Sim Internet. Banyak pilihannya dari kartu yang hanya bisa digunakan 24 Jam, sampai kartu yang hanya untuk media social saja, atau kartu Internet untuk You Tube saja. Semua pilihan ada dan harganya bervariasi. Khusus untuk kartu internet yang dapat digunakan 24 Jam harganya THB 199 diperkirakan sekitar Rp. 80.000,- .

Setelah itu kami melaknjutkan perjalanan menuju  Pasar, dari kejauhan sudah terlihat gemerlap lampu penjual buah.  
Mangga 1 Kg hanya THB 50, (Rp. 20.000,-)

Segar banget ya? seperti miniatur buah-buahan 😋😋

Penjual ini sudah kehabisan Stock, setiap bungkusan ada bumbu rujak. Maaf saya tidak doyan buah, 😀

 Kami menghabiskan waktu 30 Menit mengelilingi pasar tersebut, dan ternyata bukan hanya penjual buah saja, ada juga penjual kue seperti dibawah ini, bentuk dan tekstur seperti martabak mini. Makanan Tokyo ini dijual THB 10 / 2Pcs. #Rada Lupa juga 😂

Namanya seperti kota di Jepang, hahaha 😎

Kue ini didalam nya isi Ayam, kalau dibilang sih teksturnya seperti roti goreng gituch.. 😁

Sticky Rice, terdiri dari Mangga, Pulut putih, santan asin dan biji Barli, ane gak doyan karena manis menurut ane 😂

Karena kaki sakit dan lelah, akhirnya ane beli Sandal ini di Seven Eleven, Only THB 70 - 😃😃
 Setelah membeli sandal, kami berdua berjalan kembali menuju penginapan. Jarak dari tempat ini menuju penginapan seperti jarak dari Engku Putri menuju Hotel 001 Batam Center. Jauuh banget, namun karena suasana juga masih ramai, dan abang-abang bule masih berseliweran dimana-mana, perjalanan kami jadi tidak membosankan. Kami bahkan menyusuri taman yang dipenuhi dengan masyarakat yang sedang bersantai-santai. Terdapat patung dan besi yang berbentuk binatang, disinari lampu warna warni . # maaf photonya agak blur. 😆
Ini adalah taman dengan patung yang disinari lampu warna-warni.


Setelah tiba di Hostel, pintu hostel terkunci.Pintu ini berbentuk seperti teralis ruko jaman dulu,  namun didalamnya terlihat abang admin hostel dan seorang wanita, tapi mereka diam saja sambil menatap layar komputer, musik juga terdengar kuat dari speaker kompuer, si abang admin diam saja sedangkan  teman wanita si penjaga juga asyik menyeduh mi instannya. Kami berdua saling berpandangan, namun karena kunci teralis ada pada kami. Kami maklum dan membuka pagar tersebut. Kami mengunci kembali teralis tersebut dan beranjak menuju kamar kami dilantai 3. Malam itu, kami istirahat dengan nyenyak tanpa mandi dan cuci muka.

PS :
PART 4 ( BANGKOK, GOOD BYE! ||Wisata KAEWKORAWARAM Temple & Bangkok) 

#Blog 08| | TRAVEL STORY | Located : KRABI ISLAND, THAILAND | 31.1.17| 22:13PM

Posting Komentar

0 Komentar