Batam destinasi liburanku saat pandemi COVID-19 berakhir

Sumber photo detik.com
Hari demi hari terus berlalu dan sampai saat ini pandemi COVID-19 sudah memasuki bulan ke-3 dinegara ini. Terkadang terasa sedih, terkadang terasa kesal.  Hati sudah tidak sabar untuk kembali ke kehidupan normal. Menurut informasi terbaru, di Indonesia sudah ada beberapa pemimpin  kota yang akan menerapkan "New Normal" dikotanya. Masih banyak kekhawatiran tetapi hal ini semoga memberikan solusi terbaru untuk Indonesia dimulai dari beberapa kota dulu lalu berlanjut ke semua kota. Semoga tuhan mendengar doa dan harapan ini. Amin.

Meskipun masih dalam masa pandemi tidak ada salahnya sesekali untuk berangan-angan membayangkan masa-masa dimana nanti kita semua bisa hidup bebas dari virus ini. Bepergian kesana kemari tanpa menggunakan masker, tanpa harus cuci tangan tanpa harus takut saat berjabat tangan dengan orang lain dan tanpa harus ketakutan saat tidak membawa si botol kecil yang bernama "Hand Sanitizer". Ketakutan ini sesungguhnya malah menjadi boomerang untuk diri sendiri, membuat semua harapan pupus. 

Dalam hati ini sejujurnya, banyak sekali hal yang ingin dilakukan mungkin jika diutarakan dalam tulisan, lembaran ini tidak mampu menampung huruf demi huruf yang aku tulis. Hal yang paling ingin aku lakukan adalah berlibur bersama Ummiku. Ummi adalah panggilan sayang untuk ibuku.  Bahagia sekali jika aku bisa merealisasikan hal ini. Keinginnanku hanya ingin melihat senyuman bahagia beliau.

Salah satu destinasi wisata yang menarik untuk saya kunjungi setelah pandemi COVID-19 berakhir adalah Kota Batam. Kenapa pilihan saya Kota Batam? 


Sumber Photo : Beritasatu.com
Banyak cerita terjadi di Kota Batam, Kota yang saya rindukan sejak tahun Maret 2017. Kota yang membuat saya selalu ingin kembali dan kembali kesana. Kota ini tidak besar dan tidak sehebat Kota Jakarta tapi kota ini mampu membuat saya menangis dan bahagia saat berada disana. Banyak kisah duka dan suka yang saya lalui disana selama hampir 7 tahun menetap disana. Banyak cinta dan sayang yang saya dapatkan di Kota ini. Ada wajah-wajah dengan penuh senyum hangat yang ingin saya temui disana sejak kepulangan saya ke Medan tahun 2017. Sungguh rindu ini sangat berat sama seperti kata Dilan, 
"Rindu ini berat biar aku saja, kamu jangan!". 
Sebuah kutipan dari film Dilan 1990 yang sempat viral.

Abaikan tentang Rindu dan Dilan, kita kembali ke Batam, karena Dilan bukanlah kisah cinta dari Batam, hehehe. 

Andai semua pandemi ini berakhir total, aku ingin sekali pergi ke Batam bersama Ummiku, hanya kami berdua karena dirumah hanya kami berdua yang tidak ada ikatan kerja dinas atau ikatan kerja kontrak pada suatu perusahaan sehingga bebas untuk wara-wiri keluar Medan. 


Bersama ummi saat acara formal
Kami berdua bisa merencanakan liburan yang hemat dengan menggunakan kapal laut menuju ke Batam meskipun memakan masa 1 hari 1 malam, tapi lebih menyenangkan dibandingkan menggunakan kapal terbang. Berhubung saya akan pergi bersama ibu saya maka saya pasti memesan tiket untuk kelas 2A atau 2B dan jika ada rezeki lebih mungkin saja kelas 1A. Semua tergantung keuangan tapi untuk Ummi tercinta tidak ada kemungkinan memberikan servis terbaik. Aku hanya ingin memastikan ibuku beristirahat dengan nyaman. 

Meskipun kami nantinya memesan tiket kelas 2 atau kelas 1, bukan berarti seharian kami akan dikamar saja, kami berdua seperti pengalaman sebelumnya suka menghabiskan waktu ngobrol santai diluar dek kapal sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Rasanya menghabiskan banyak waktu mendengarkan cerita ummiku yang berulang-ulang itu menyenangkan karena dulu saat aku merantau ke Batam selama 7 tahun tidak banyak waktu yang kuhabiskan untuk beliau. Mendengar ceritanya yang sama berulang-ulang itu tidak akan bisa kulakukan jika nanti beliau sudah tidak ada. 

Nah, setelah sampai di Batam, aku biasanya meminta sahabat-sahabatku untuk menjemput tapi kali ini aku akan membuat kejutan pada mereka semua, aku ingin mereka semua kaget dengan kehadiranku setelah 3 tahun berpisah, mungkin saja aku bisa mengatur waktu bertemu di salah satu hotel di Batam, semua hal bisa saja terjadi. Mereka semua bukan hanya sahabat tapi orang-orang yang aku posisikan disalah satu ruang dihatiku sebagai orang yang tidak bisa kulupakan sampai kapanpun kecuali aku mengalami penyakit amnesia, pikun,  alzheimer atau gila. Semoga hal itu tidak terjadi, hehehe. 
Sebuah Foto lama, bahkan sebenarnya ada beberapa orang disini bukanlah pasangan saat ini, tapi ini foto terlengkap 
Selain aku ingin menemui sahabat-sahabatku serta kakak angkat, atau orang-orang yang menolongku saat aku menjadi perantau, aku membawa Ummiku ke Batam sekaligus bertemu sahabat baik beliau, salah satu abdi negara yang bekerja di Kepolisian Daerah Kepulauan Riau. Beliau adalah sahabat yang sudah berteman dengan Ummiku sejak dari SMA hingga saat ini. Kebetulan Ummiku lulusan SMA tahun 1984.

 Menurut sebuah penelitian, jika persahabatan itu melebihi masa 7 tahun maka persahabatan itu akan kekal selamanya. Seperti itu juga yang kurasakan pada sahabat-sahabatku di Batam. Selain itu aku juga ingin mengunjungi banyak tempat yang belum sempat aku kunjungi, Nuvasa Bay, Grand Mall Batam, Botania 2, keliling kota Batam sambil mengeksplor pembangunan terbaru dan banyak lagi, pasti rencana perjalanan kali ini lebih seru karena pengalamannya berbeda saat aku menetap disana 3 tahun lalu. Aku tidak kuasa membayangkannya, pasti seru sekali. 

Web RedDoorz Batam, dan pilihan hotelnya 
Aku berencana untuk memilih budget hotel di Batam nanti, salah satu pilihanku jatuh pada hotel dari RedDoorz, ada beberapa pilihan namun kali ini aku memantapkan hati memilih RedDoorz untuk menjadi sebagian dari cerita liburanku saat di Batam nanti. Sejujurnya aku belum pernah menginap di hotel RedDoorz sekalipun. Semoga liburanku kali ini memberikan cerita yang menarik dan berbeda dari cerita liburan sebelumnya. Nantikan cerita liburanku di Batam ya. 

Posting Komentar

9 Komentar

  1. Pernah ke Batam, tapi belum pernah jalan2 ke tempat wisatanya. Asik juga ya bisa jalan-jalan ama ummi tercinta. Semoga pandemi ini cepat berlalu.

    BalasHapus
  2. Blum pernah ke batam jdi pengen suatu saat liburan kesini..

    BalasHapus
  3. Kakakpun kangen sama Batam, rindu pengen jalan2 lagi ke pantainya sama belanja di nagoya hihi, btw dulu kk sempat tinggal di tiban btn sekupang dika :)

    BalasHapus
  4. Lama juga ya zik, sampe 7 tahun pernah merantau di sana. Pasti banyak kali cerita suka duka. Kangennya berat banget itu..

    BalasHapus
  5. Awak blom pernah ke batam.
    Pengen juga.
    Semoga ke depannyabdibedi kesempatan mengunjungi Batam.

    Btw, ibunya masih muda ya zik 😍

    BalasHapus
  6. kak ,awak pernah dulu ke batam. pernah ke vietnam apa gtu. katanya dulu kala tmpt penjajahan orng vietnam apa gmn gt. hahaha. monmaap awak klo ketmpt bersejarah emng suka dongdong. lupa. terus awak ke jembatan barelang klo gk salah namanya. terus kmn lg ittu namanya yg pantai yg udh jauh pun ketengah jalan ttp masih dangkal?
    kelihatan dr pembangunan jlnnya sih ok. tpi kering yakan kak disana, pohon pun ya pohon yg sengaja di tanam aja gt. sikit kali awak liat. dulu awak tinggalnya ditmpt sodara d batu aji kak. sekali lg pengen jg kesana ketmpt2 yg kk bilang tdi. seru keknya yakan. hehehe

    BalasHapus
  7. Semoga tercapai segala keinginannya yaa Dika.. kabarnya tetap bs jalan2 kok di era new normal ini cm protokol kesehatan hrs dipatuhi betul, hehe

    BalasHapus
  8. Saya sekali ke Batam, kalau kotanya saya ga terlalu tertarik, tapi pulau2 lainnya menarik hehe

    BalasHapus
  9. Wah, kapan-kapan mau jugalah main ke Batam. Apalagi dari Pekanbaru tinggal nyebrang aja. Bisa nginep di Reddoors juga nih.

    BalasHapus